Media Berbagi Ilmu

Selamat datang di blogg Media Berbagi Ilmu.

Jumat, 14 Oktober 2011

Jejaring Industri Penerbitan


Dalam jejaring industri penerbitan ada banyak komponen yang ada di dalamnya, antara lain penulis atau pengarang, penerbit buku (publishing house), percetakan (printing house), distributor buku, agen, toko buku, perpustakaan, klub pembaca/komunitas, dan pembaca secara umum. Dalam karya tulis ini kami hanya membahas tiga komponen yang ada dalam jejaring industri penerbitan di atas, yaitu penulis, pembaca, dan distributor (distribusi).
1.       Penulis
            Penulis adalah seseorang yang secara intens melakukan proses pencatatan atau perekaman setiap kejadian dalam bentuk tulisan. Penulis melakukan kegiatan menulis berdasarkan segala fakta yang ditemukan dalam kehidupan. Dengan keberadaan penulis, maka proses perekaman kondisi dapat lebih terinci dan pada akhirnya mampu dijadikan sebagai acuan atau sumber informasi kehidupan.
            Keberadaan penulis dalam kehidupan kita memang sangat penting sebab dengan adanya penulis, maka setiap kejadian dalam hidup dalam direkam dalam tulisan. Tulisan inilah yang selanjutnya menjadi bahan bacaan dan peningkatan kualitas diri kita. Jika kita membaca hasil tulisan ini, maka secara langsung kita telah menambah pengetahuan bahkan keterampilan dalam diri kita. Oleh karena itulah dibutuhkan pengertian penulis atas kehidupan.
            Pengertian penulis terhadap segala kejadian dalam kehidupan memang menjadikan mereka menjadi sosok-sosok penting. Keberadaan mereka dalam kehidupan menjadikannya sebagai sumber informasi dan sumber pustaka saat harus menyusun karya tulis lainnya.
            Penulis atau pengarang adalah sebutan bagi orang-orang yang mengarang atau menciptakan suatu karya tulis. Karya tulis bisa dalam bentuk karya tulis ilmiahmakalahbukuartikelopini, dan sastra  (termasuk prosa dan puisi). Media penulisan bisa beraneka seperti buku, majalahkoraninternet (web/blog). Orang yang pekerjaan utamanya menulis maka dia biasanya disebut dengan penulis atau pengarang. Sedang penulis sebagai kegiatan sampingan atau sub dari pekerjaan utama maka boleh saja dia menyebut dirinya penulis juga.

Beberapa Pengertian Penulis
Berdasarkan berbagai kegiatan kepenulisan yang dilakukan, maka kita dapat mengelompokkan para penulis pada genre masing-masing. Berdasarkan bidang garapan yang mereka kerjakan dan berdasarkan jenis bidang garapan dan tujuan kepenulisannya, maka kita dapat mengetahui beberapa kelompok pengertian penulis, yaitu
A.       Penulis Adalah Inspirator

      Seorang
penulis adalah inspirator bagi masyarakat. Banyak sekali penulis yang hasil tulisanya mampu menginspirasi orang lain sehingga orang tersebut mendapati keberhasilan dalam hidupnya. Penulis-penulis ini banyak memberikan  semangat bagi orang lain.
Dalam konteksnya, penulis ini merupakan orang-orang yang mempunyai daya rekreasi dan imajinasi masa depan yang cukup bagus. Apa pun yang mereka tulis merupakan gambaran dari segala hal yang terjadi di masa mendatang.
Sebagai inspirator, maka para penulis mempunyai kewajiban moral untuk menjaga agar segala isi tulisannya dapat dijadikan sebagai panutan dan acuan langkah setiap orang. Penulis harus selalu berusaha untuk memberikan materi tulisan yang memang benar-benar motivasi bagi kehidupan masa depan yang lebih baik.

B.       Penulis adalah korektor

      Penulis adalah korektor untuk setiap kondisi yang terjadi dalam kehidupan. Para
penulis inilah yang mempunyai kewajiban moral untuk segera menyampaikan segala hal yang salah dalam kehidupan kepada masyarakat. Hal ini karena proses penulisan merupakan pengendapan segala hal yang terjadi dalam kehidupan dan dirasakan menyimpang sehingga perlu dikoreksi agar benar.
Sebagai sosok yang mempunyai kemampuan menuliskan berbagai hal dalam kehidupan, maka seorang penulis tentu dapat melakukan perombakan terhadap segala hal yang tidak sesuai. Ini merupakan langkah koreksi atas kondisi yang ada. Penulis terus berusaha menyampaikan segala hal yang ada, sepahit apa pun kondisi tersebut, maka penulis mengungkapkannya untuk sebuah kebenaran hidup.
Untuk dapat menjadi korektor yang baik, maka penulis adalah juga seorang pengamat kondisi. Mereka melakukan pengamatan terhadap segala kondisi dalam kehidupan. Setelah semua data pengamatan terkumpul dan dianalisa, selanjutnya mereka mulai menuliskan hasil analisanya sebagai koreksi atas kondisi di masyarakat.
C.       Penulis adalah kreator ide
Penulis itu kreator ide, artinya kemampuan yang dimiliki oleh penulis untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan menjadikan mereka kritis terhadap segala kondisi. Dengan kemampuan mengkritisi kondisi tersebut, maka mereka mampu mengembangkan, mengkreasikan berbagai ide untuk menghadapi kondisi tersebut.
Berbagai kreasi ide dapat dengan mudah disampaikan oleh para penulis. Hal ini karena di dalam pola pemikiran penulis, semua kondisi sudah tertata. Setiap kali menghadapi kondisi, maka secara cepat pola pemikirannya berkembang dan menemukan bentuk khusus dalam menjalani atau menghadapi kondisi.
Kreasi penulis ini memang sangat khas dan tidak semua orang dapat memilikinya. Dibutuhkan kerja sama dan waktu yang relatif lama sebab kreativitas terutama didasari oleh kepekaan rasa dan perasaan. Banyak ide yang dimiliki oleh para penulis pada saat-saat menghadapi kondisi kehidupan.
D.       Penulis adalah motivator

        Penulis itu motivator hidup. Dengan kemampuannya menulis, maka seorang penulis mampu menciptakan kata-kata khusus yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Seringkali kata-kata tersebut merupakan penyemangat hidup dan
perjuangan hidup.
        Pengertian penulis dalam hal ini adalah motivator kehidupan. Dengan kemampuannya memilih dan menerapkan kata dalam kalimat afirmatif yang kuat, maka seseorang dapat termotivasi dan melakukan segala hal yang ada di balik kata-kata afirmatif tersebut.
        Eksistensi penulis sebagai motivator dalam kehidupan  memang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Sekali saja seorang penulis mengutarakan kalimat-kalimat affirmatifnya, maka semua orang akan merasakan sebagai bagian integral dari kata-kata tersebut. Mereka akan mengikuti apa yang ada di kata-kata tersebut sebagai kesertaan hati dan
jiwa untuk kehidupan yang lebih baik.
E.        Penulis adalah edukator

        Penulis itu adalah edukator atau
pendidik. Dalam konteks yang sangat luas, penulis dikatakan juga sebagai pendidik atau edukator. Hal ini karena hasil tulisannya merupakan bahan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam kiprahnya, seorang penulis memberikan
pendidikan kepada masyarakat melalui berbagai tulisan yang dihasilkannya. Dengan tulisan-tulisan tersebut, maka masyarakat dapat mengambil intisarinya dan menerapkannya dalam kehidupan.
Pada umumnya seorang penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar:
1.      Keterampilan berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke tulisan, termasuk kemampuan menggunakan ejaantanda baca, dan pemilihan kata.
2.      Keterampilan penyajian, seperti pengembangan paragraf, merinci pokok bahasa menjadi sub bahasan pokok, dan susunan secara sistematis.
3.      Keterampilan perwajahan, termasuk kemampuan pengaturan tipografi seperti penyusunan format, jenis huruf, kertas, tabel, dan lain sebagainya.
2.       Distribusi
            Distribusi merupakan salah satu aspek yang cukup penting dari pemasaran. Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan. Tiga aspek lainnya dari bauran pemasaran adalah manajemen produk, harga, dan promosi.
            Tugas seorang distributor yaitu membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang yang lebih besar mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan jenis, ukuran, dan kualitasnya memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen, misalnya dengan reklame atau iklan.
3.       Pembaca

            Pembaca adalah pelanggan. Tanpa ada yang membaca, maka tulisan kita tidak berarti apa-apa. Bagaimana kita memperhatikan pembaca?

            Di dalam pelatihan-pelatihan dasar penulisan, jangan pernah takut untuk menulis apa saja yang ada di pikiran. Penekanan ‘tulis saja apa yang dipikir' sangat penting untuk penulis pemula. Karena biasanya orang selalu mengatakan tidak bisa menulis, sebenarnya karena efek psikologisnya yang sudah terlebih dahulu mengucapkan tisak bisa, takut tulisannya jelek, takut dikritik orang lain, malu, dan sebagainya. Pada kenyataannya,  orang-orang  yang takut menulis dan akhirnya bisa memecahkan kebuntuan psikologisnya sendiri, malah tulisannya bisa lebih bagus.
            Tahap berikutnya, seorang penulis harus memperhatikan pelanggan atau pembaca. Ada beberapa tips untuk memberi pelayanan yang baik pada  pelanggan Anda:
a.      Kenali siapa pembaca Anda.
Ini bisa dikira-kira dengan membaca media mana yang akan Anda kirimi naskah tulisan. Misalnya harian Kompas, terkenal dengan gaya bahasa yang halus, tidak meledak-ledak, reflektif dan banyak data. Berbeda dengan harian Jawa Pos, yang lebih suka tulisan yang langsung menuju sasaran (to the point), lugas, serta langsung pada sasaran. 
Bila Anda ingin mengirim ke media online yang interaktif, maka bisa dipelajari dari komentar-komentar yang masuk. Misalnya di media citizen journalism pada situs http://www.wikimu.com, pembacanya adalah orang-orang yang menyukai bahasa yang santun, gaya bahasanya seperti bertutur,  perbedaan pendapat pun diperbolehkan tanpa mesti menjadi masalah personal, sensasi juga bukan yang utama, namun kebergunaan informasi jauh lebih disukai, mengangkat topik -topik yang unik atau masalah keseharian.
b.      Menulislah dengan ejaan yang enak dibaca
Apabila kita menginginkan tulisan kita dibaca oleh orang lain, maka ketika menyusun huruf pun perlu ditata dengan baik. Misalnya saja di kalangan remaja sering menulis kalimat dengan campuran huruf besar kecil: “sUatu haRi kamI PleSir ke kOta tua. Ini tentu tidaklah efektif, kita harus tahu bahwa rentang pembaca itu beraneka ragam, mulai dari tua sampai remaja.
Lalu ejaan dan istilah yang dipakai. Usahakan mendekati ejaan yang baik dan benar. Karena ini ejaan yang universal dipakai, dari Sabang sampai Merauke. Misalnya saja ketika menuliskan waktu, kita kadang lupa bahwa Indonesia terbagi dalam 3 wilayah waktu. Maka keterangan WIB, WITA atau WIT itu penting dicantumkan, agar pembaca tidak salah mengerti.
c.       Bantulah pembaca berimajinasi
      Kalau kita menceritakan sesuatu/peristiwa, bantulah pembaca supaya mampu membayangkan suasana atau kejadian tersebut. Misalnya tentang kuliner, kalau Anda ingin mengunggulkan kelezatan masakan tersebut, coba lukiskan dalam kata-kata rasa ketika Anda mengudapnya. Manis, asin, pedas, meleleh di lidah, berlinangan air mata, empuk, renyah, gurih, atau lainnya. Kata-kata itu akan membantu pembaca merasa ikut dalam kuliner.
d.      Berilah informasi selengkap mungkin
      Pembaca biasanya malas membaca tulisan bila hanya separuh dan  tidak lengkap. Tulisan tidak mesti panjang-panjang, namun singkat tapi penuh informatif. Contoh yang paling sering yaitu ketika menulis kuliner.
Para penulis sering lupa menuliskan alamat / lokasi tempat kuliner ataupun harga makanan di sana. Padahal itu informasi paling dicari pembaca kuliner.
      Yang terpenting ketika kita menulis yaitu biasakan untuk menanamkan kesadaran, bahwa kita sedang melayani pembaca. Ibaratnya kita sedang menjadi pelayan yang harus membuat si pembaca itu nyaman dan suka dengan pelayanan kita.

Post By: Faisal Abduh Habibullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentarmu di sini ^^