Dalam jejaring industri penerbitan ada banyak
komponen yang ada di dalamnya, antara lain penulis atau pengarang, penerbit
buku (publishing house), percetakan (printing house), distributor buku, agen,
toko buku, perpustakaan, klub pembaca/komunitas, dan pembaca secara umum. Dalam
karya tulis ini kami hanya membahas tiga komponen yang ada dalam jejaring
industri penerbitan di atas, yaitu penulis, pembaca, dan distributor
(distribusi).
1.
Penulis
Penulis adalah seseorang yang secara intens
melakukan proses pencatatan atau perekaman setiap kejadian dalam bentuk
tulisan. Penulis melakukan kegiatan menulis berdasarkan segala fakta yang
ditemukan dalam kehidupan. Dengan keberadaan penulis, maka proses perekaman
kondisi dapat lebih terinci dan pada akhirnya mampu dijadikan sebagai acuan
atau sumber informasi kehidupan.
Keberadaan
penulis dalam kehidupan kita memang sangat penting sebab dengan adanya penulis,
maka setiap kejadian dalam hidup dalam direkam dalam tulisan. Tulisan inilah
yang selanjutnya menjadi bahan bacaan dan peningkatan kualitas diri kita. Jika kita
membaca hasil tulisan ini, maka secara langsung kita telah menambah pengetahuan
bahkan keterampilan dalam diri kita. Oleh karena itulah dibutuhkan
pengertian penulis atas kehidupan.
Pengertian
penulis terhadap segala kejadian dalam kehidupan memang menjadikan mereka
menjadi sosok-sosok penting. Keberadaan mereka dalam kehidupan menjadikannya
sebagai sumber informasi dan sumber pustaka saat harus menyusun karya tulis
lainnya.
Penulis atau pengarang adalah sebutan bagi
orang-orang yang mengarang atau menciptakan suatu karya tulis. Karya tulis bisa dalam bentuk karya
tulis ilmiah, makalah, buku, artikel, opini, dan sastra (termasuk prosa dan puisi). Media penulisan bisa beraneka seperti buku,
majalah, koran, internet (web/blog). Orang yang pekerjaan utamanya menulis maka
dia biasanya disebut dengan penulis atau pengarang. Sedang penulis sebagai
kegiatan sampingan atau sub dari pekerjaan utama maka boleh saja dia menyebut dirinya
penulis juga.
Beberapa Pengertian Penulis
Berdasarkan
berbagai kegiatan kepenulisan yang dilakukan, maka kita dapat
mengelompokkan para penulis pada genre
masing-masing. Berdasarkan bidang garapan yang mereka kerjakan dan berdasarkan
jenis bidang garapan dan tujuan kepenulisannya, maka kita dapat mengetahui
beberapa kelompok pengertian penulis, yaitu
A. Penulis Adalah
Inspirator
Seorang penulis adalah inspirator bagi masyarakat. Banyak sekali penulis yang hasil tulisanya mampu menginspirasi orang lain sehingga orang tersebut mendapati keberhasilan dalam hidupnya. Penulis-penulis ini banyak memberikan semangat bagi orang lain.
Seorang penulis adalah inspirator bagi masyarakat. Banyak sekali penulis yang hasil tulisanya mampu menginspirasi orang lain sehingga orang tersebut mendapati keberhasilan dalam hidupnya. Penulis-penulis ini banyak memberikan semangat bagi orang lain.
Dalam
konteksnya, penulis ini merupakan orang-orang yang mempunyai daya rekreasi dan imajinasi masa depan yang cukup bagus. Apa pun
yang mereka tulis merupakan gambaran dari segala hal yang terjadi di masa
mendatang.
Sebagai
inspirator, maka para penulis mempunyai kewajiban moral untuk menjaga agar
segala isi tulisannya dapat dijadikan sebagai panutan dan acuan langkah setiap
orang. Penulis harus selalu berusaha untuk memberikan materi tulisan yang memang
benar-benar motivasi bagi kehidupan masa depan yang lebih baik.
B. Penulis adalah
korektor
Penulis adalah korektor untuk setiap kondisi yang terjadi dalam kehidupan. Para penulis inilah yang mempunyai kewajiban moral untuk segera menyampaikan segala hal yang salah dalam kehidupan kepada masyarakat. Hal ini karena proses penulisan merupakan pengendapan segala hal yang terjadi dalam kehidupan dan dirasakan menyimpang sehingga perlu dikoreksi agar benar.
Penulis adalah korektor untuk setiap kondisi yang terjadi dalam kehidupan. Para penulis inilah yang mempunyai kewajiban moral untuk segera menyampaikan segala hal yang salah dalam kehidupan kepada masyarakat. Hal ini karena proses penulisan merupakan pengendapan segala hal yang terjadi dalam kehidupan dan dirasakan menyimpang sehingga perlu dikoreksi agar benar.
Sebagai
sosok yang mempunyai kemampuan menuliskan berbagai hal dalam
kehidupan, maka seorang penulis tentu dapat melakukan perombakan terhadap
segala hal yang tidak sesuai. Ini merupakan langkah koreksi atas kondisi yang
ada. Penulis terus berusaha menyampaikan segala hal yang ada, sepahit apa pun
kondisi tersebut, maka penulis mengungkapkannya untuk sebuah kebenaran hidup.
Untuk
dapat menjadi korektor yang baik, maka penulis adalah juga
seorang pengamat kondisi. Mereka melakukan pengamatan terhadap segala kondisi
dalam kehidupan. Setelah semua data pengamatan terkumpul dan dianalisa,
selanjutnya mereka mulai menuliskan hasil analisanya sebagai koreksi atas
kondisi di masyarakat.
C. Penulis adalah
kreator ide
Penulis itu
kreator ide, artinya kemampuan yang dimiliki oleh penulis
untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan menjadikan mereka kritis terhadap
segala kondisi. Dengan kemampuan mengkritisi kondisi tersebut, maka mereka
mampu mengembangkan, mengkreasikan berbagai ide untuk menghadapi kondisi
tersebut.
Berbagai
kreasi ide dapat dengan mudah disampaikan oleh para penulis. Hal ini karena di
dalam pola pemikiran penulis, semua kondisi sudah tertata.
Setiap kali menghadapi kondisi, maka secara cepat pola pemikirannya berkembang
dan menemukan bentuk khusus dalam menjalani atau menghadapi kondisi.
Kreasi penulis
ini memang sangat khas dan tidak semua orang dapat memilikinya. Dibutuhkan
kerja sama dan waktu yang relatif lama sebab kreativitas terutama didasari oleh
kepekaan rasa dan perasaan.
Banyak ide yang dimiliki oleh para penulis pada saat-saat menghadapi kondisi kehidupan.
D. Penulis adalah
motivator
Penulis itu motivator hidup. Dengan kemampuannya menulis, maka seorang penulis mampu menciptakan kata-kata khusus yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Seringkali kata-kata tersebut merupakan penyemangat hidup dan perjuangan hidup.
Pengertian penulis dalam hal ini adalah motivator kehidupan. Dengan kemampuannya memilih dan menerapkan kata dalam kalimat afirmatif yang kuat, maka seseorang dapat termotivasi dan melakukan segala hal yang ada di balik kata-kata afirmatif tersebut.
Eksistensi penulis sebagai motivator dalam kehidupan memang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Sekali saja seorang penulis mengutarakan kalimat-kalimat affirmatifnya, maka semua orang akan merasakan sebagai bagian integral dari kata-kata tersebut. Mereka akan mengikuti apa yang ada di kata-kata tersebut sebagai kesertaan hati dan jiwa untuk kehidupan yang lebih baik.
Penulis itu motivator hidup. Dengan kemampuannya menulis, maka seorang penulis mampu menciptakan kata-kata khusus yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Seringkali kata-kata tersebut merupakan penyemangat hidup dan perjuangan hidup.
Pengertian penulis dalam hal ini adalah motivator kehidupan. Dengan kemampuannya memilih dan menerapkan kata dalam kalimat afirmatif yang kuat, maka seseorang dapat termotivasi dan melakukan segala hal yang ada di balik kata-kata afirmatif tersebut.
Eksistensi penulis sebagai motivator dalam kehidupan memang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Sekali saja seorang penulis mengutarakan kalimat-kalimat affirmatifnya, maka semua orang akan merasakan sebagai bagian integral dari kata-kata tersebut. Mereka akan mengikuti apa yang ada di kata-kata tersebut sebagai kesertaan hati dan jiwa untuk kehidupan yang lebih baik.
E.
Penulis adalah edukator
Penulis itu adalah edukator atau pendidik. Dalam konteks yang sangat luas, penulis dikatakan juga sebagai pendidik atau edukator. Hal ini karena hasil tulisannya merupakan bahan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam kiprahnya, seorang penulis memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui berbagai tulisan yang dihasilkannya. Dengan tulisan-tulisan tersebut, maka masyarakat dapat mengambil intisarinya dan menerapkannya dalam kehidupan.
Penulis itu adalah edukator atau pendidik. Dalam konteks yang sangat luas, penulis dikatakan juga sebagai pendidik atau edukator. Hal ini karena hasil tulisannya merupakan bahan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam kiprahnya, seorang penulis memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui berbagai tulisan yang dihasilkannya. Dengan tulisan-tulisan tersebut, maka masyarakat dapat mengambil intisarinya dan menerapkannya dalam kehidupan.
Pada umumnya seorang
penulis harus memiliki tiga keterampilan dasar:
1. Keterampilan
berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke tulisan, termasuk kemampuan
menggunakan ejaan, tanda baca, dan pemilihan kata.
2. Keterampilan
penyajian, seperti pengembangan paragraf, merinci pokok bahasa menjadi sub
bahasan pokok, dan susunan secara sistematis.
3. Keterampilan
perwajahan, termasuk kemampuan pengaturan tipografi seperti penyusunan format, jenis
huruf, kertas, tabel, dan lain sebagainya.
2. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu aspek yang cukup penting dari pemasaran. Seorang atau sebuah perusahaan
distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik,
produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu
distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer
atau pelanggan. Tiga aspek lainnya dari bauran pemasaran adalah manajemen produk, harga, dan promosi.
Tugas
seorang distributor yaitu membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang
yang lebih besar mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan jenis,
ukuran, dan kualitasnya memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan
kepada konsumen, misalnya dengan reklame atau iklan.
3.
Pembaca
Pembaca adalah pelanggan. Tanpa ada yang membaca, maka tulisan kita tidak berarti apa-apa. Bagaimana kita memperhatikan pembaca?
Di dalam pelatihan-pelatihan dasar
penulisan, jangan pernah takut untuk menulis apa saja yang ada di pikiran.
Penekanan ‘tulis saja apa yang dipikir' sangat penting untuk penulis pemula. Karena
biasanya orang selalu mengatakan tidak bisa menulis, sebenarnya karena efek
psikologisnya yang sudah terlebih dahulu mengucapkan tisak bisa, takut
tulisannya jelek, takut dikritik orang lain, malu, dan sebagainya. Pada
kenyataannya, orang-orang yang takut menulis dan akhirnya bisa
memecahkan kebuntuan psikologisnya sendiri, malah tulisannya bisa lebih bagus.
Tahap berikutnya, seorang penulis harus memperhatikan
pelanggan atau pembaca. Ada beberapa tips untuk memberi pelayanan yang baik
pada pelanggan Anda:
a.
Kenali siapa pembaca Anda.
Ini bisa dikira-kira
dengan membaca media mana yang akan Anda kirimi naskah tulisan. Misalnya harian
Kompas, terkenal dengan gaya bahasa yang halus, tidak meledak-ledak, reflektif
dan banyak data. Berbeda dengan harian Jawa Pos, yang lebih suka tulisan yang
langsung menuju sasaran (to the point),
lugas, serta langsung pada sasaran.
Bila Anda ingin
mengirim ke media online yang
interaktif, maka bisa dipelajari dari komentar-komentar yang masuk. Misalnya di
media citizen journalism pada situs
http://www.wikimu.com, pembacanya adalah orang-orang yang menyukai bahasa yang
santun, gaya bahasanya seperti bertutur, perbedaan pendapat pun
diperbolehkan tanpa mesti menjadi masalah personal, sensasi juga bukan yang
utama, namun kebergunaan informasi jauh lebih disukai, mengangkat topik -topik
yang unik atau masalah keseharian.
b.
Menulislah dengan ejaan yang enak dibaca
Apabila kita
menginginkan tulisan kita dibaca oleh orang lain, maka ketika menyusun huruf
pun perlu ditata dengan baik. Misalnya saja di kalangan remaja sering menulis
kalimat dengan campuran huruf besar kecil: “sUatu haRi kamI PleSir ke kOta tua.
Ini tentu tidaklah efektif, kita harus tahu bahwa rentang pembaca itu beraneka
ragam, mulai dari tua sampai remaja.
Lalu ejaan dan istilah
yang dipakai. Usahakan mendekati ejaan yang baik dan benar. Karena ini ejaan
yang universal dipakai, dari Sabang sampai Merauke. Misalnya saja ketika
menuliskan waktu, kita kadang lupa bahwa Indonesia terbagi dalam 3 wilayah
waktu. Maka keterangan WIB, WITA atau WIT itu penting dicantumkan, agar pembaca
tidak salah mengerti.
c.
Bantulah pembaca berimajinasi
Kalau kita menceritakan sesuatu/peristiwa,
bantulah pembaca supaya mampu membayangkan suasana atau kejadian tersebut.
Misalnya tentang kuliner, kalau Anda ingin mengunggulkan kelezatan masakan
tersebut, coba lukiskan dalam kata-kata rasa ketika Anda mengudapnya. Manis,
asin, pedas, meleleh di lidah, berlinangan air mata, empuk, renyah, gurih, atau
lainnya. Kata-kata itu akan membantu pembaca merasa ikut dalam kuliner.
d.
Berilah informasi selengkap mungkin
Pembaca biasanya malas membaca tulisan bila
hanya separuh dan tidak lengkap. Tulisan
tidak mesti panjang-panjang, namun singkat tapi penuh informatif. Contoh yang
paling sering yaitu ketika menulis kuliner.
Para penulis sering lupa menuliskan alamat / lokasi
tempat kuliner ataupun harga makanan di sana. Padahal itu informasi paling
dicari pembaca kuliner.
Yang terpenting ketika kita menulis yaitu
biasakan untuk menanamkan kesadaran, bahwa kita sedang melayani pembaca. Ibaratnya
kita sedang menjadi pelayan yang harus membuat si pembaca itu nyaman dan suka
dengan pelayanan kita.
Post By: Faisal Abduh Habibullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentarmu di sini ^^