SEPERTI APA SIH DUNIA KAMPUS ITU?
Hem,
gak salah lagi, pertanyaan ini pasti sering melintas di kepala kita yang baru akan masuk ke dunia kampus. Benarkah?
Seperti apa ya dunia kampus itu? Apa
saja yang dipelajari? Apakah cara belajarnya sama dengan belajar ketika di sekolah?
Apakah dosen itu sama seperti guru? Lalu, apa benar katanya kuliah itu sesuka
hati kita? Kalau begitu, apa yang kita peroleh dari kampus? Wah, semakin
penasaran kan dengan dunia kampus?
Jadi, seperti apa dunia kampus itu?
Lewat note ini, aku ingin berbagi sedikit cerita tentang awal memasuki dunia
kampus. Selamat membaca J
Kuliah? Hem, memang benar, pertanyaan
ini yang sering muncul dibenak kepalaku saat menjelang Njian Nasional (UN) dan ketika
orang tuaku mulai menyinggung soal kuliah.
Rasanya, aku bingung akan memilih kampus mana. Semua pasti mengalami hal
yang sama sepertiku, terutama untuk kita yang sekarang baru saja lulus sekolah
menengah atas (SMA) dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi, entah perguruan
tinggi negeri ataupun swasta. Biasanya, kalau sudah kelas XII (dua belas) dan mendekati
UN, kita mulai mengalami kebingungan akan melanjutkan kuliah dimana, memilih jurusan
atau fakultas apa, atau apa bakat dan potensi yang sebenarnya kita miliki. Hingga
pada akhirnya, trend ikut-ikutan teman
sepermainan ketika di SMA-pun terjadi. Padahal, belum tentu kampus atau jurusan
yang dipilih oleh teman kita itu cocok dengan kita. Kalau sudah seperti itu, kita
bisa terperangkap oleh pilihan kita sendiri, karena yang menentukan kita bisa
sukses atau tidak pun itu tergantung dari diri kita sendiri, bukan orang lain.
Nah, kalo sudah seperti ini, kita harus bagaimana? Karena penyesalan memang
selalu datang diakhir.
Kalau sudah seperti ini, kita berada
antara dua pilihan. Pertama, kita tetap melanjutkan kuliah yang sudah terlanjur
kita pilih karena mengikuti teman, atau pilihan kedua kita pindah ke kampus lain
dan memilih jurusan atau fakultas yang kita inginkan. Tentunya harus diimbangi
dengan kemampuan orang tua kita dalam hal biaya. Karena kuncinya tetap ada pada
diri kita dan orang tua kita sendiri. Selama mereka masih mendukung secara
moril dan materil, lakukan saja, yang penting jangan pernah mengecewakan
mereka. Selanjutnya kita tinggal menjalankan kuliah dengan sungguh-sungguh.
AWAL PERSIAPAN MASUK KAMPUS
Sebelum kita diterima di perguruan
tinggi manapun, tentunya kita harus melewati tahap seleksi. Entah melalui jalur
seleksi prestasi (JSP), melalui jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN),
ujian bersama (UBER), atau program beasiswa yang tentunya perlu usaha ekstra untuk
mendapatkannya. Yang jelas, cara manapun yang kita pilih, itu semua tergantung
juga dari seberapa besar usaha serta niat kita untuk masuk ke perguruan tinggi
yang sudah kita pilih tersebut. Melalui JSP misalnya, jalur ini dianjurkan
kepada kita yang mempunyai nilai rata-rata yang memenuhi standar seleksi. Biasanya,
nilai rata-rata yang ditetapkan adalah 7,0 untuk empat mata pelajaran yaitu
bahasa Inggris, bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam (IPA)/ilmu pengetahuan
sosial (IPS), dan matematika.
Untuk yang aktif dalam berbagai
kegiatan kesiswaan seperti organisasi siswa intra sekolah (OSIS), perlombaan,
kepanitiaan, hingga les privat dan
memiliki tanda bukti keikutsertaan seperti sertifikat, itu akan sangat membantu
kita untuk lulus seleksi JSP. Karena panitia seleksi bukan hanya melihat calon
mahasiswanya dari nilainya saja, melainkan juga dari keaktifannya ketika di sekolah
ataupun di luar sekolah. Jika kita sudah diterima melalui jalur JSP, kita tinggal
fokus saja dengan ujian nasional (UN). Apabila jalur JSP tidak berpihak kepada
kita, ikuti saja seleksi yang lain seperti SMPTN, UBER, atau ujian mandiri. Asalkan
kita yakin, kesempatan itu pasti ada. Jadi, lakukan saja yang terbaik selama kita
merasa mempunyai rasa percaya diri untuk melakukannya.
MASA-MASA PERTAMA MASUK KAMPUS
Pasti deg-degan ketika pertama kali masuk
kampus?
Hem, jangan heran. Itu memang sesudah
seperti hal yang lazim sebagai sambutan awal bagi mental kita yang baru pertama
kali mengenal dunia kampus. Apalagi adaptasi dengan lingkungannya yang sangat
berbeda dengan jaman kita SMA. Seragam putih-abu sudah tidak terlihat lagi
disini. Kita bisa berganti-ganti pakaian yang ingin kita kenakan setiap hari, misalnya
“Besok aku akan memakai pakaian yang mana ya?” atau “Lusa ingin bergaya seperti
apa ya?” ini akan kita rasakan ketika pertama kali kuliah. Namun, selama itu
sopan dan sesuai aturan kampus, kita bebas berekspresi di sini.
Sebelum perkuliahan yang sebenarnya
dimulai, biasanya kita harus melewati masa orientasi peserta didik terlebih dahulu
atau yang biasa dikenal dengan istilah ospek. Biasanya, ada dua macam ospek
yang ada di kampus, ada yang sifatnya memang legal dari kampus dengan para panitianya yang merupakan
mahasiswa-mahasiswa yang sudah dipilih oleh panitia penyelenggara. Namun, ada
pula ospek yang sifatnya itu memang kurang disetujui oleh pihak kampus. Untuk ospek
dari kampus, biasanya diadakan selama tiga hari sampai satu minggu, walaupun terkadang
membosankan, namun kegiatan ini cukup membantu kita untuk lebih cepat mengenal
kampus. Akan tetapi, untuk ospek kedua biasanya diadakan oleh kakak senior kita.
Ospek ini biasanya diadakan di jurusan/fakultas masing-masing sesuai dengan
pilihan kita, dan disini kita bisa diperlakukan bermacam-macam oleh senior. Semuanya
itu tidak lain hanya cara senior memperkenalkan jurusan/fakultas kepada kita juga
sebagai cara awal mereka untuk mengenali juniornya. Memang terkadang
berlebihan, namun setelah semuanya selesai, kita akan merasakan suasana yang
berbeda. Malahan, sering sekali terjadi cinta lokasi (cinlok) antara maba dengan
Seniornya. Apabila kita sudah melewati tahap ini, kita akan merasa sedikit lega
dan siap untuk melanjutkan tahap berikutnya.
HARI-HARI PERTAMA PERKULIAHAN
Setelah melewati masa ospek, minggu
selanjutnya kita sudah bisa merasakan hari pertama belajar di kampus. Kita akan
merasakan sesuatu yang masih canggung disini, terutama ketika melewati kakak
senior, yang bisa kita lakukan hanya mengucapkan kata “permisi, ka”, sebagai
tanda bahwa kita menghargai senior kita. Biasanya, kegiatan perkuliahan minggu
pertama dan kedua belum begitu efektif. Kalaupun sudah, biasanya dosen masuk ke
kelas hanya untuk melakukan perkenalan awal saja, belum membahas materi
perkuliahan. Momentum ini biasanya dimanfaatkan untuk saling berkenalan di kelas
untuk mulai mengenal satu sama lainnya. Tidak jarang di sini juga bisa terjadi
cinta lokasi antara teman satu kelas maupun teman di luar kelas. Kalo sudah seperti
itu, hanya kata “cieeee” yang akan didengar ketika teman-teman lainnya mulai menggoda.
LALU, BAGAIMANA DENGAN KULIAH YANG SEBENARNYA?
Nah, sekarang kita masuk ke minggu kedua
atau ketiga perkuliahan. Setelah kita mulai mengenali lingkungan kampus, kita juga
harus mengenal baik dosen yang akan mengajar kita. Pemahaman tentang karakter
dosen juga dinilai cukup penting, karena ada dosen yang baik, ada pula yang
galak, atau yang memiliki disiplin yang tinggi, semuanya penting untuk kita pahami.
Satu hal yang perlu kita garis bawahi bahwa Jangan menyamakan dosen dengan guru,
karena dosen berbeda dengan guru. Di sekolah, guru mungkin bisa lebih cepat menghafal
anak muridnya dan lebih cepat akrab dengan muridnya. Namun, berbeda dengan
dosen, ia biasanya cenderung lebih cuek dengan mahasiswanya. Ada dosen yang
menyenangkan, ada pula dosen yang membuat kita takut atau bosan dengan mata kuliahnya.
Namun, bagaimanapun dosennya, kita harus bisa menerima aturan dan cara
pengajarannya yang beragam. Intelektualitas dan keaktifan harus kita tonjolkan
disini.
Jadi, selamat memasuki babak baru
perjalanan pendidikan menuju karirmu, masa kuliah merupakan strata yang lebih tinggi dan dipandang
sebagai kaum intelektual. Kedewasaan berfikir dan bertindak sudah seperti
syarat wajib yang harus kita miliki. Seperti gelar yang kini kita sandang, yang
mengubah kata siswa menjadi mahasiswa.
Semoga note ini bermanfaat bagi kamu yang membacanya J
Post By : Faisal Abduh Habibullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentarmu di sini ^^