Kegiatan Redaksional
(pengertian redaksi, dll)
"Kata-kata adalah serdadu,
yang siap menyerang dan mematikan"
"Kata-kata adalah gerilya, pasukan bertopeng yang tak hentinya
menyerbu"
Pengertian redaksi
Redaksi merupakan jantung dari setiap kegiatan pers. Didalamnya kalian akan
seringkali melakukan diskusi, brainstorming (penggagahan ide secara rame-rame),
debat dan presentasi. Kegiatan tersebut berusaha mengajarkan kerja tim,
keterbukaan dan membentuk mental logis. Karena hal-hal tersebut sangat penting
salam kegiatan jurnalistik yang mungkin akan kalian geluti nantinya.
Secara sederhana kegiatan redaksi terbagi menjadi 8 tahapan. Dimana
tahapan-tahapan tersebut memiliki fungsi khusus yang saling terkait satu sama
lain. Tahapan tersebut adalah :
1.
Rapat Redaksi
Boleh
dibilang rapat redaksi adalah foreplay bagi para pegiat pers untuk melakukan
kegiatan jurnalistik. Dalam rapat redaksi kita akan menentukan tema, penentuan
sumber berita, segmentasi berita, rubrikasi dan pembagian kerja. Penentuan tema
berfungsi sebagai pedoman kita dalam menggarap berita. Sebisa mungkin berita
yang disampaikan harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Karena akan
jadi lucu saat kita membahas pahlawan namun isi media kita adalah dodol garut.
Tema menjadi hal vital dalam suatu penerbitan media, karena ia akan menentukan
arah penulisan dan isi dari media tersebut.
Berikutnya adalah penentuan narasumber berita. Narasumber berfungsi sebagai
sumber informasi, ahli dalam bidang tertetu dan saksi dalam sebuah peristiwa.
Narasumber dapat pula menjadi penguat fakta dalam berita yang akan kita
sampaikan. Berikutnya adalah segmentasi berita. Segmentasi berfungsi sebagai
acuan objek pemakai dari produk yang akan kita luncurkan. Agar penerbitan yang
kita lakukan itu bisa cocok dengan target audience-nya. Dengan
begitu, penerbitan anda akan laris, setidaknya dibaca.
Berikutnya adalah rubrikasi, tahap ini adalah menentukan konten dari sebuah
majalah atau buletin yang akan kita buat. Rubrikasi akan merepresentasikan pemahaman
kita akan masalah yang dibahas. Sehingga akan mempermudah bagi pembaca
untuk mengerti suatu permasalahan. Selain itu rubrikasi akan mempermudah
pembagaian kerja bagi semua tim yang ada. Dan yang terakhir yang dilakukan
dalam rapat redaksi adalah pembagian kerja.pembagan kerja berfungsi memberikan
kesempatan bagi anggota tim untuk saling berbagi pengalaman, berbagi ilmu dan
saling mengisi keterbatasan kemampuan anggota tim yang lainnya. Pembagian kerja
juga akan menunjukan kemampuan individu dalam menyelesaikan dan mengatasi
sebuah permasalahan dalam kegiatan jurnalistik.
Rapat redaksi sangat penting dan harus rutin dilakukan sebelum dan saat
penggarapan media berlangsung. Karena akan mempermudah kita mengetahui
perkembangan dari setiap anggota tim yang telah mendapatkan tugas. Disisi lain
akan mempermudah anggota tim untuk belajar dari para senior dan mempererat
ikatan emosional anggota tim.
2.
Reportase dan penulisan berita
Setelah pembagian kerja menjadi jelas, berikutnya ialah proses reportase dan
penulisan berita. Dalam reportase, sebaiknya reporter sudah mempunyai target
per hari atau per minggu menyesuaikan dengan deadline. Pengambilan data juga
informasi pendukung lainnya sebaiknya tidak hanya sekedarnya. Ke-validan berita
menjadi nilai tersendiri bagi pembaca.
Penulisan berita menjadi tugas dari reporter. Setiap media memiliki standar
penulisan tersendiri, oleh karena itu, seorang reporter harus terus
berkoordinasi dengan redaktur pelaksana selama proses pembuatan berita. Hal ini
berfungsi agar berita yang dihasilkan tidak melenceng dari misi media tersebut.
3.
Editing dan koreksi
Setelah berita ditulis oleh reporter, kemudian diedit oleh editor. Pada
dasarnya, dalam sistem redaksi yang baik, ada dua editor. Yaitu; editor bahasa
dan editor berita. Fungsinya tentu saja berbeda. Editor bahasa hanya bertugas
mengedit bahasa agar mudah diterima oleh pembaca. Perlu diperhatikan
sebelumnya, berita tersebut harus diedit dulu oleh editor berita. Hal ini
dimaksudkan agar ide atau pesan berita juga kevalidan berita dapat
tersampaikan.
4.
Lay Out
Setelah melalui proses editing, berikutnya yaitu proses lay
out. Proses ini dilakukan oleh lay outeratau redaktur
artistik. Kerja dari seorang lay outer bukan hanya saat berita itu sudah
jadi, melainkan jauh sebelum berita itu ditulis. Ia harus memastikan bahwa
kelengkapan lay out seperti foto maupun ilustrasi sudah
lengkap. Biasanya, redaktur artistik dibantu juga oleh redaktur foto. Dalam
melakuka proses ini, lay outer harus menyesuaikan hasil kerjanya
dengan dummy yang sudah disepakati.
5.
Cetak
Proses cetak media menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu,
dalam proses ini redaksi harus jeli memilih percetakan yang berkualitas. Selain
itu, proses percetakan tidak boleh lepas dari pentauan kru redaksi. Hal ini
sangat penting untuk menjaga kualitas dan tampilan dari produk yang kita buat.
Sedapat mungkin harus diteliti, diawasi dan dijaga.
6.
Evaluasi Produk
Sebelum sirkulasi, media yang sudah dicetak dievaluasi untuk kemudian diadakan
perbaikan. Dimana dalam proses perbaikan dilakukan beramai-ramai sehingga bisa
meningkatkan etelitian aan akurasi koreksi dan evaluasi produk. Selain itu saat
koreksi seringkali antar anggota berbagi informasi tentang ejaan yang salah,
konsep penulisan dan lainnya. Sehingga evaluasi produk bisa menjadi ajang
pembelajaran tidak resmi
7.
Sirkulasi
Tujuan dari terbitnya sebuah media massa
yaitu agar mendapat respon dari pembaca. Untuk itu, proses sirkulasi harus
dilaksanakan dan dipantau agar pesan dari media tersampaikan pada masyarakat.
Sirkulasi juga bertujuan untuk menjaring dan membentuk relasi antara penerbitan
dan para pembacanya. Karena saat sirkulasi berlangsung, biasanya disertai
dengan perkenalan terhadap media yang dimiliki dan saat itulah relasi bisa
terbentuk
8.
Feedback dan LPJ produk
Berbicara tentang respon pembaca, ada yang dinamakan dengan Civic journalism. Civic
journalism yaitu,
jurnalisme yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi
menyampaikan pendapat dan gagasan juga informasi. Masyarakat atau mahasiswa
yang mendapat produk media kita kadang mencibir, menghina, memuji dan
memberikan masukan bagi kita. Hal ini membuktikan seberapa besar perhatian
masyarakat terhadap media yang kita buat. Sehingga bisa lebih mengembangkan
kinerja redaksi dan penerbitan kedepannya.
Namun hal yang mesti menjadi perhatian utama adalah kepatuhan masing-masing
individu terhadap deadline yang telah diberikan. Disisi lain hal yang menjadi
faktor pendukung adalah motivasi diri, integritas dan kemauan belajar dari diri
sendiri. Karena satiap pembagian tugas mencerminkan amandah dan kepercayaan yang
telah diberikan pada kita. Maka lakukan semaksimal mungkin, deadline merupakan sebuah
representasi toleransi kita atas kemalasan diri. Maka, lakukan yang terbaik,
bangkit, dan mulailah kerja jurnalis.
Kendala-kendala Redaksional dan Penerbitan Smart Magazine
Dalam menjalankan kegiatan
apapun bukanlah hal yang asing lagi terdapat kendala-kendala dalam setiap
aktifitasnnya dan sepertinya itu sudah menjadi suatu bagian dari kegiatan
tersebut. Hal demikian mungkin menjadikan pengukur disisi Allah, sejauh mana
kekonsistenan kita dan keseriusan kita dalam menjalankan suatu kegiatan.
Smart magazine pun dalam
menjalankan programnya selalu saja ada kendala. Adapun kendala-kendala itu
adalah:
a. Intern
1. Crew
masih dalam tahap menuju proses kepemilikan Smart magazine.
2. Belum
tergugah secara menyeluruh kecintaan crew pada dunia jurnalistik.
3. Kurangnya
pengetahuan sebagai seorang reporter.
4. Crew
belum mempunyai fasilitas penerbitan sendiri.
5. Kekurangan
biaya untuk penerbitan karena modal masih diatur oleh BEM.
6. Belum
memiliki bestcamp, yang menyebabkan pengondisian tempat terus berubah-rubah.
b. Ekstern
1. Kurangnya
reaksi positif dan ketertarikan mahasiswa untuk menyumbangkan tulisannya ke
majalah kampus.
2. Kontrak
kerja iklan belum lancar karena relasi yang sedikit dan ruang lingkup
penerbitan majalah yang sempit.
3. Target
penjualan yang belum pasti karena masih digratiskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentarmu di sini ^^